SEMARANG, Lingkajateng.co.id – Sebanyak 90 warga binaan Panti Rehabilitasi Sosial Among Jiwo Semarang, belum satupun yang menerima vaksinasi Covid-19.
Kepala Panti Rehabilitasi Sosial Among Jiwo Semarang, Sudiono mengungkapkan, penyebabnya karena tidak memiliki kartu identitas, seperti KTP.
Kebanyakan warga panti adalah orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) yang ditemukan di jalanan atau atas laporan dari warga setempat.
Pihaknya, kata Sudiono, telah melakukan upaya-upaya agar warga binaan panti bisa vaksinasi.
“Kami sudah coba fingerprint warga binaan di Disdukcapil Kota Semarang agar mereka punya identitas. Tapi tetap saja tidak bisa,” ujarnya, Senin (2/8/21).
Baca juga:
Gedor Lakon, Wagub Jateng Ajak Penyintas Covid-19 di Lapas
Selain tak punya kartu identitas, kata dia, alasan lain belum vaksin karena kekhawatiran membuat sesuatu yang tidak diinginkan saat berada di lokasi vaksinasi.
“Atau justru tertular Covid-19 dari orang sekitar,” ujarnya.
Menurut Sudiono, beberapa waktu lalu saat kasus melonjak drastis, ada dua warga binaannya yang terpapar Covid-19. Keduanya bukan tertular dari sesama warga binaan, namun dari perawat.
“Kami bisa saja membawa ke sentra vaksinasi. Tapi kami khawatir mereka tertular atau melakukan sesuatu yang mengkhawatirkan,” ujarnya.
Memilih Vaksinasi “Door To Door”
Sudiono mengatakan, pihaknya lebih memilih untuk menunggu vaksinasi “door to door” yang tengah gencar Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.
Sembari menunggu, pihaknya memberikan perawatan intensif bagi warga binaan, khususnya selama masa pandemi.
Baca juga:
DPRD Jepara Siapkan Mobil Dinas Gratis untuk Masyarakat yang Ingin Menikah
Seperti memberi vitamin secara rutin, menyiapkan makanan yang bergizi, serta mengajak warga binaan untuk berjemur setiap pagi.
“Warga binaan memang tidak pernah keluar panti. Protokol kesehatan selalu kami terapkan. Kami juga perketat pengunjung yang masuk. Kami tidak ingin mereka tertular,” paparnya.
Warga binaan Panti Rehabilitasi Among Jiwo Semarang, berjumlah 90 orang. Denghan rincian, 85 ODGJ dan 5 lainnya tuna wisma. *
Penulis: Dinda Rahmasari Tunggal Sukma
Editor: M. Rain Daling