Site icon Berita Jateng Terkini

Direktur RSUD Tjitrowardoyo Klarifikasi Warga Geruduk Rumah Sakit

Direktur RSUD Dr Tjitrowardojo Purworejo dr H Kuswantoro, M.Kes. dok pribadi/ROH/Lingkar.co

Direktur RSUD Dr Tjitrowardojo Purworejo dr H Kuswantoro, M.Kes

PURWOREJO, Lingkar.co – Puluhan warga Desa Mlaran Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo menggeruduk RSUD dr Tjitrowardoyo, Minggu (23/1/2022). Hal ini lantaran para warga mengeluhkan pelayanan terhadap ibu hamil Sriwasiati (39) yang merupakan warga Desa Mlaran.

Direktur RSUD Dr Tjitrowardojo Purworejo dr H Kuswantoro, M.Kes, menjelaskan unjuk rasa tersebut karena mengeluhkan pelayanan terhadap pasien ibu hamil warga desa setempat.

“Kami sampaikan bahwa pasien masuk IGD pada pukul 16.45. Pada saat itu kondisi pasien dalam keadaan kegawatdaruratan obsetri (kebidanan) yang perlu penanganan segera,” jelasnya

Baca Juga :
KPK Geledah Rumah Bupati Langkat

Kuswantoro juga menjelaskan tidak hanya satu dokter yang menangani pasien tersebut melainkan ada lima dokter spesialis.

Kelima dokter tersebut, yakni dokter spesialis kandungan, paru, anastesi, terapi intensif, jantung, dan penyakit dalam.

Hal tersebut karena pasien secara klinis berada dalam kondisi yang buruk maka mendapat perawatan khusus meskipun hasil rapid tes pasien negative covid-19.

“Sekitar pukul 20.00 keluarga pasien minta pulang paksa. Mereka pun bersedia tanda tangan dengan risikonya. Kami sudah edukasi risiko kematian bayi apabila tidak segera dapat penanganan,” ungkapnya.

Ia juga menjelaskan, saat itu para perawat sedang berusaha menyelamatkan janin namun keluarga pasien tetap memaksa pulang.

“Sekitar pukul 21.00 keluarga pasien kembali lagi ke rumah sakit karena RS Ananda yang mereka tuju, justru merujuk ke RS Dr Tjitrowardojo yang memiliki peralatan lebih lengkap,” sebutnya.

Saat Kembali ke RSUD dr Tjitrowardoyo tim medis Kembali menangani dengan maksimal, namun sekitar pukul 22.45 denyut jantung bayi berhenti.

Namun, seperti di katakana Kuswantoro, pada hari Minggu sekitar pukul 18.45 bayi tersebut lahir secara spontan.

“Hari berikutnya, yakni Minggu petang pukul 18.45 bayi tersebut lahir secara spontan,” katanya.

Saat ini Sriwasiati kondisinya membaik meski masih mendapat perawatan di ICU. Pihak keluarga pun telah meminta maaf kepada pihak RS atas kejadian tersebut.

 Dia menegaskan bahwa RSUD dr Tjitrowardoyo sangat peduli terhadap ibu hamil terutama yang mengalami gawat darurat.

Penjelasan dari Pihak Keluarga Sriwasiati

Suami Sriwasiati, Ahmad Afandi (41) menjelaskan, pada Sabtu sore istrinya mengalami sesak nafas kemudian ia membawa ke bidan desa.

Setibanya di bidan desa, ia mendapat arahan agar segera membawa Sriwasiati ke rumah sakit.

Bidan desa Marlan Sumartinah mengarahkan agar membawa ke RSUD dr Tjitrowardoyo karena perlengkapannya lebih lengkap.

Pihak keluarga Sriwasiati mengikuti saran dari bidan Marlan.

Kemudian pihaknya menandatangi pernyataan persetujuan istrinya akan berada di ruang isolasi selama tiga hari untuk pemeriksaan lebih lanjut.

“Kami harus menandatangi surat pernyataan persetujuan istri saya di Covid-kan agar bisa segera dapat penanganan, semua biaya gratis (pasien tanpa BPJS kesehatan)” jelas Ahmad.

Dia dan keluarga menolak untuk menandatangani karena tidak ingin keluarganya di kucilkan oleh tetangga desa.

 Kemudian dia dan keluarganya memutuskan mencabut pasien dari RSUD dr Tjitrowardoyo menuju RS Ananda.

Sesampainya di sana (RS Ananda), pasien ditolak oleh rumah sakit setempat dengan alasan tidak sanggup.

Sang suami mengaku saat istrinya dibawa ke RS Ananda tidak menggunakan oksigen, kondisi pasien tampak sesak nafas.

“Kami dapat telepon dari bu bidan, katanya pasien hasil swab-nya negative, mereka meminta kami kembali ke RSUD dr Tjitrowardoyo. Sesampainya di RSUD kami masuk kembali ke IGD,” jelasnya.

Beberapa saat masuk RSUD, dikabarkan janin yang ada di perut Sriwasiati meninggal duniadan sang ibu dalam kondisi lemah.

Penulis : Lingkar News Network|ROH

Exit mobile version