Bangkitkan Ekonomi Warga Mlati Lor, Melalui Skema Padat Karya

KERJA BAKTI: Warga Desa Mlati Lor (Pekerja CFW) Membersihkan Saluran dan Memasang Paving. (ISTIMEWA/LINGKARJATENG.CO.ID)
KERJA BAKTI: Warga Desa Mlati Lor (Pekerja CFW) Membersihkan Saluran dan Memasang Paving. (ISTIMEWA/LINGKARJATENG.CO.ID)

KUDUS, Lingkarjateng.co.id – Pemerintah Desa (pemdes) Mlati Lor memberdayakan warga yang terdampak Covid-19 dengan memperkerjakan warga dalam kegiatan CFW pembersihan saluran drainase dan pemasangan paving.

Upaya tersebut pemdes lakukan melalui skema Padat Karya Tunai (PKT) atau Cash For Work (CFW).

Kepala Desa Mlati Lor, Zainal Abidin mengatakan, CFW program Kotaku oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membantu Pemerintah Desa dalam membangkitkan ekonomi warga Mlati Lor yang terdampak karena adanya pandemi Covid-19.

Menurutnya, program CFW ini untuk telah mampu membantu warga desa setempat yang terdampak corona.

Kemudian lanjutnya, dari adanya kegiatan ini, pemdes merasa terbantu untuk meningkatkan ekonomi warga juga melakukan perbaikan di lokasi yang tidak tersentuh oleh kebijakan Pemdes.

“Harapannya semoga dengan adanya kegiatan ini, ekonomi warga kembali bangkit,” ujarnya pada Minggu (29/8/21).

Baca juga:
Kemenag Siapkan Rp6,9 Miliar untuk Masjid dan Musala, Ini Syarat dan Juknisnya!

Salah satu warga RT 4 RW 1 Desa Mlati Lor, Nur Afandi mengatakan dirinya merasa terbantu dan mendapatkan manfaat dari kegiatan CFW tersebut.

Menurutnya, pekerjaan yang ia lakukan tidak terlalu berat. Ia merasa terbantu, upahnya pun sudah bisa untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

“Saya berharap, nantinya ada perpanjangan karena kegiatan ini sangat membantu saya,” terangnya.

Berdayakan Masyarakat Terdampak Covid-19

Sementara itu, Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat Tunas Melati, Arief Subkan menjelaskan kegiatan CFW memang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat yang terdampak corona dan membantu meringankan beban mereka.

Anggaran dari Kementerian PUPR  sendiri sebanyak 300 juta, dalam hal ini pemdes bekerja sama dengan BKM dengan melakukan pembersihan jalan, saluran drainase, dan pemasangan paving.

Pemeliharaan saluran dan jalan tersebut ada di 32 titik. Selain itu, terkait proses pengerjaan berlangsung selama dua bulan.

Baca juga:
Keterbatasan Tak Jadi Penghalang Prestasi

“Sebanyak 70 persen anggaran untuk upah pekerja 30 persen untuk material. Ada sebanyak 58 pekerja yang dipekerjakan, dengan upah harian 90.000/ hari untuk asisten tukang, dan 100.000/hari untuk tukang,” jelasnya.

Penulis: cr1/lam/Koran Lingkar Jateng

Editor: Galuh Sekar Kinanthi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *