KUDUS, Lingkarjateng – Rumah Sakit (RS) Mardi Rahayu terus berinovasi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terkait pengobatan penyakit nyeri. Kali ini, RS Mardi Rahayu menghadirkan layanan Klinik Nyeri.
Layanan ini menyediakan pengobatan untuk gangguan kesehatan penyakit nyeri yang sering terpandang sebelah mata. Padahal penyakit ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Direktur Utama RS Mardi Rahayu Dr. Pujianto, M. Kes menjelaskan, layanan Klinik Nyeri RS Mardi Rahayu menghadirkan Manajemen Intervensi Nyeri atau Interventional Pain Management (IPM).
“Kelebihan IPM adalah nyeri diatasi langsung ke sumbernya dengan suntikan obat anti nyeri atau anti radang, bahkan dengan radio frekuensi yang alatnya sudah tersedia di RS Mardi Rahayu,” ujarnya.
IPM cocok dalam berbagai kasus nyeri seperti nyeri kepala dan leher, nyeri bahu, siku, tangan, lutut, pergelangan kaki, nyeri punggung, nyeri akibat cedera, bahkan nyeri akibat kanker. Dengan IPM, dapat meminimalisir rasa nyeri bahkan sampai bebas dari nyeri tanpa pasien harus minum obat penghilang nyeri berkepanjangan yang memiliki berbagai efek samping.
Pembukaan layanan Klinik Nyeri untuk pengobatan penyakit nyeri RS Mardi Rahayu ini bersamaan dengan pembukaan bakti sosial operasi gratis bibir sumbing dan pemeriksaan skrining covid-19 dengan GeNose.
“Bakti sosial operasi gratis bibir sumbing ini sebenarnya telah menjadi rencana sejak awal tahun 2020, namun terkendala pandemi covid-19. Sehingga baru bisa terealisakian sekarang,” kata Pujianto.
Dengan berbagai tambahan pelayanan tersebut, kebutuhan pelayanan kesehatan yang aman dan nyaman bagi masyarakat Kudus dan sekitarnya dapat terpenuhi. “Sehingga visi RS Mardi Rahayu untuk menjadi rumah sakit pilihan utama di Jawa Tengah dapat tercapai,” imbuhnya.
Lebih lanjut, RS Mardi Rahayu juga ingin terus berkomitmen terhadap keamanan pelayanan kesehatan dari covid-19. Pihak rumah sakit telah memisahkan IGD, rawat jalan, dan rawat inap antara jalur pasien covid-19 dengan pasien umum. Selain itu, rumah sakit juga rutin melakukan skrining karyawan menggunakan GeNose.
GeNose dapat mendeteksi covid-19 dengan sensitivitas 89-92 persen dan spesifisitas 95-96 persen. Pemeriksaan GeNose sangat cepat dan nyaman. Cukup memasukkan udara nafas dalam kantung udara yang sudah tersedia, kemudian alat akan menganalisa udara nafas dari kantung tersebut, dan tidak sampai 5 menit sudah keluar hasilnya positif atau negatif.
“Penerapan protokol kesehatan dan skrining pasien serta pengunjung RS yang ketat membuat jumlah pasien covid-19 di Kudus semakin turun. Terbukti dari 86 tempat tidur isolasi covid-19 di RS Mardi Rahayu setiap hari rata-rata hanya terisi di bawah 15 tempat tidur saja,” tandasnya. (isa)