SEMARANG, Lingkar.co – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memperkirakan wilayah Jawa Tengah (Jateng), akan memasuki musim penghujan pada Oktober mendatang. Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sudah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi terjadinya banjir.
Salah satu langkah yang akan dilakukan oleh Pemkot Semarang yakni merampungkan proyek tol Semarang-Demak yang juga berfungsi sebagai tanggul laut.
Baca Juga : Ahli Kelautan ITB Protes Tol Tanggul Laut Semarang-Demak, Ini Penjelasan Ganjar!
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang, Bunyamin berharap proyek tersebut bisa menjadi solusi yang efektif dalam penangan banjir. Khususnya banjir yang berasal dari faktor naiknya permukaan air laut.
Dalam diskusi bertajuk “Mitigasi Banjir Kota Semarang” yang diselenggarakan di Hotel Noormans pada Senin (11/10/2021) ia mengatakan Pemkot Semarang juga memiliki program lain untuk penanganan banjir.
“Untuk mengatasi banjir yang berasal dari faktor limpahan air hujun bisa terkurangi dengan membangun embung,” ujar Bunyamin.
Lebih lanjut ia menjelaskan air hujan tersebut nantinya bisa kita manfaatkan untuk kebutuhan masyarakat. Beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Pertanian sudah memiliki program untuk memanden air hujan.
“Ini bukan tadah hujan, tapi pemanenan air hujan. Jadi ketika hujan datang tertampung di embung. Atau kalau individual di rumah bisa untuk bangun talang kemudian air bisa teralirkan. Nantinya bisa masyarakat bisa memanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari,” jelasnya.
Nampaknya ini bukanlah program baru untuk mengantisipasi terjadinya banjir. Bunyamin menuturkan titik pemanenan air sudah tersebar di seluruh wilayah Ibu Kota Jawa Tengah.
“Terutama di daerah Wonosari dan Tandang,” imbuhnya.
Legislator Dorong Pemkot Untuk Normalisasi Sungai
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman, mendukung penuh upaya-upaya yang telah dilakukan. Dalam kesempatan itu ia menyampaikan saran untuk Pemkot Semarang.
“Saya berkeinginan mendorong Pemkot Semarang untuk mengambil sampel beberapa sungai kecil untuk dinormalisasi. Ambil 1 atau 2 dulu bikin bagus walaupun itu anak sungai,” tutur Pilus, sapaan akrab Kadarlusman.
Menurutnya hal itu perlu berjalan, sebab sedimentasi di sungai-sungai kecil kerapkali tinggi. Dinas terkait sudah melakukan upaya pembersihan namun alat berat tidak bisa masuk. Sebab beberapa bantaran sungai yang terpenuhi dengan rumah warga.
“Di Banjir Kanal Timur setiap saat alatnya standby. Kalau sedimentasinya tinggi langsung bisa kita bersihkan. Tapi untuk anak-anak sungai ini yang menjadi persoalan,” katanya.
Usulan itu sudah tersampaikan kepada Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. Pilus mengatakan Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang menyetujui.
“Agar pembersihan sedimentasinya bisa mudah, alat-alatnya juga bisa masuk. Beberapa titik rumah dulu, satu ruas sungai misal panjangnya 4 kilometer kita ambil 400 meter dulu yang dibebaskan. Tidak berat kalau rencananya seperti itu,” pungkasnya.
Penulis : Tito Isna Utama
Editor : Muhammad Nurseha
Respon (7)