6 Bulan Mati, Api Abadi Mrapen akan Dihidupkan

tungku api abadi mrapen
PANTAU: Petugas tengah melakukan pemantauan terhadap tungku api abadi mrapen. (ISTIMEWA)

SEMARANG, Lingkarjateng.co.id – Setelah enam bulan mati, api abadi mrapen akan coba dihidupkan lagi. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng saat ini tengah menangani persoalan padamnya api di Objek Wisata Api Abadi Mrapen, Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan.

Antara lain dengan mencari sumber gas api abadi mrapen agar selanjutnya bisa menyala kembali. Upaya ESDM rupanya membuahkan hasil. Dan besok pagi Gubernyr Jateng Ganjar Pranowo akan mencoba menghidupkan kembali api yang konon masyarakat temukan sejak zaman Sunan Kalijaga itu.

Kepala Dinas ESDM Jateng Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan, pihaknya berupaya melakukan berbagai langkah untuk menyalakan api di Mrapen. “Kami secara teknis, berupaya keras dari bulan Februari, Maret, April. Atas petunjuk dan dukungan kuat dari bapak Gubernur,” kata Sujarwanto.

Baca Juga :
Film Inuk : Sosialisasikan Kaleng Infaq lewat Film

Dinas ESDM Jateng, di antaranya melakukan upaya teknis mencari cebakan gas dan pola pendistribusian (aliran) gas, volume gasnya yang dapat kita ketahui melalui pendugaan di bawah permukaan. Selain itu, juga melalui pemetaan geologi permukaan,dan  pengukuran  geolistrik tiga dimensi ke bawah yang bertujuan untuk meyakini sekali lagi adanya sumber reservoir, yang menjebakkan gas di bawah permukaan tanah. Reservoir adalah tempat menyimpan barang-barang cadangan seperti air dan bahan bakar gas.

“Akhirnya kita meyakini cebakan gas dan pola distribusi (aliran) gas. Dari proses itu lalu kita melakukan pemboran yang pemborannya bersifat ekplorasi,” jelasnya.

Ada Dua Titik Pengeboran Dengan Kedalaman Masing-Masing 40 Meter dalam Api Abadi Mrapen

Ada dua titik pengeboran dengan kedalaman masing-masing 40 meter, hingga akhirnya terjadi semburan gas dan air (blow out). Namun setelah ada penanganan, tekanan gas melemah.   

Pihaknya juga melakukan pembersihan dan pengeboran yang lebih dalam hingga pada kedalaman 42 meter.  “Akhirnya  pada meter 42 meter, tekanan kuat dan kemudian kita bersihkan sumurnya. Kita orientasikan aliran fluida-nya yang kemudian diikuti oleh aliran gas,” sambungnya.

Dari situlah, ESDM meyakni gas yang berada di aliran bawah permukaannya ter-orientasi kembali ke satu titik bor. Kemudian, pihaknya membersihkan sumur bor kedua karena memang memiliki tekanan yang tinggi. Sehingga,  reservoirnya bersih dan gasnya mengalir kuat di satu tempat.

Baca Juga :
Polri: Jozeph Paul Zhang hingga kini masih gunakan paspor WNI

“Inilah yang kemudian di dalam kawasan api abadi Mrapen itu, kita yakini nanti bakal akan hidup lagi,” tuturnya.

Temuannya, sejak September 2020 lalu, api abadi di Mrapen padam. Dinas ESDM Jateng pun melakukan berbagai langkah untuk menyalakan api yang kerap memanfaatkan apinya untuk sumber obor, seperti di even Pekan Olahraga Nasional hingga upacara Peringatan Hari Raya Waisak. (hms/dim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *