BANJARNEGARA, Lingkarjateng.co.id – Masyarakat Banjarnegara diminta waspadai hujan lebat dan dampaknya dalam dua hari kedepan, yakni 14-16 Februari. Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) menyampaikan Hal tersebut sebagai salah satu upaya mitigasi bencana.
Kepala BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie, pada hari Minggu (14/2) mengungkapkan, penyebab potensi cuaca ekstrem adalah adanya tekanan rendah di selatan Indonesia yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin. Serta daerah belokan angin di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.
“Suhu muka laut yang cukup hangat, massa udara yang labil serta kelembaban udara yang cukup tinggi dari lapisan bawah hingga lapisan atas juga jadi salah satu sebabnya. Hal itu bisa dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah di Jawa Tengah,” ungkapnya.
Ia mengatakan, dampak hujan lebat dapat memicu bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan angin kencang. Khusus untuk wilayah Banjarnegara, potensi hujan lebat terdapat di Kecamatan Susukan, Purwanegara, Mandiraja, Purwareja Klampok, Rakit, Punggelan, Pandanarum, Wanadadi, Kalibening, Wanayasa, Batur, Pagedongan dan Bawang.
“Mengingat sebagian besar wilayah di Banjarnegara merupakan wilayah lereng atau perbukitan yang berpotensi longsor maka kami mengimbau warga untuk tetap berhati-hati saat hujan lebat dengan durasi yang lama,” katanya.
Setyoajie juga meminta agar masyarakat harus segera melaporkan ke perangkat desa setempat jika menemukan ada tanda-tanda rekahan tanah. Serta cepat mengungsi ke tempat yang lebih aman.
“Rekahan tanah merupakan tanda-tanda awal tanah longsor. Memasuki puncak musim hujan intensitas hujan terus meningkat. Sehingga, perlu mewaspadai bencana hidrometeorologi terutama bagi mereka yang tinggal di lokasi rawan bencana,” pungkasnya. (ara/dim)