Desa Kajen Menjadi Gambaran Islam dan Kebudayaan

Santri Masjid Kajen Pati
RAJIN: Sejumlah santri sedang mengaji di Masjid Kajen. (ISTIMEWA)

Masjid Desa Kajen Akulturasi Islam dan Kebudayaan

“Itu adalah salah satu manifestasi suatu karya luar biasa bahwa Jawa dan Islam itu bisa diakulturasikan dan contohnya di masjid Kajen yang sudah berdiri sekitar 300 tahun yang lalu. Kalau menurut dari mas milal bizawi tahun 1695,” jelasnya.

Desa Kajen juga banyak menyimpan manuskrip-manuskrip kuno. Salah satunya peninggalan Mbah Ahmat muttamakin Kajen. Manuskrip tersebut dapat menggambarkan bagaiman dakwah Islam menggunakan menggunakan adat kebudayaan Jawa.

Baca Juga :
Penderita TBC di Grobogan Capai 1.100 Kasus

Selain itu, masyarakat Desa Kajen sampai sekarang juga masih mempertahankan kegiatan setiap tanggal 10 suro. Dari mulai para kyai sampai masyarakat awam bersatu padu memeriahkan tradisi tersebut.

“Dan masih banyak sekali, seperti kayak tradisi manganan. Kalau punya nadzar itu biasanya orang-orang di Kajen itu semacam membuat Ingkung yang diantarkan ke makam itu dimakan oleh anak-anak pondok, orang ngaji di sarean. Akhirnya ya malah menjadi nilai shadaqah yang luar biasa,” pungkasnya. (lam/dim)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *