Gus Yasin Minta Pembaruan Data Kemiskinan, Galakkan Program Satu Desa Binaan Satu OPD

SOSOK: Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen. (ISTIMEWA/LINGKARJATENG.CO.ID)
SOSOK: Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen. (ISTIMEWA/LINGKARJATENG.CO.ID)

SEMARANG, Lingkarjateng.co.id – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen meminta jajarannya untuk memperbarui data kemiskinan di Jawa Tengah (Jateng).

Menurutnya, pembaruan data menjadi sangat penting untuk menggeber program “Satu Desa Binaan Satu OPD” yang dikawalnya.

Hal tersebut dia sampaikan usai memberikan arahan dalam rapat koordinasi replikasi program desa dampingan, di ruang rapat Gd. A Lt 2, Jumat (3/9/21).

“Kita harus pacu lagi pembaruan data kita. Jangan sampai, meski pendataan kita sudah berjalan baik kita tidak kejar lagi. Harus dikejar. Karena data itulah nantinya sumber acuan kita dalam menanggulangi kemiskinan,” kata Gus Yasin, sapaan karib Taj Yasin Maimoen.

Gus Yasin menegaskan, pembaruan data kemiskinan tersebut akan dikebut hingga bulan Oktober.

Baca juga:
Vaksinasi Lansia di Tiga Kecamatan Masih Rendah

Lakukan Evaluasi dan Pengecekan

Menurutnya, semakin cepat data terkumpul maka lebih baik untuk mempelajari data tersebut dan mengambil tindakan.

Sebagai contoh, Gus Yasin menyebut, terdapat sekitar 9.807 anak yatim selama masa pandemi Covid-19 ini. Maka, dia berharap, hal ini juga perlu mendapatkan perhatian.

“Maka saya berharap dari berbagai sektor ini bisa kita petakan, kita singkronkan. Bisa lewat program Satu Desa Binaan Satu OPD ini juga. Bisa jadi OPD tidak hanya menyentuh RTLH, dan yang teknis saja, tapi juga bisa menjadi orangtua asuh nagi anak yatim,” tegasnya.

Terkait data desa binaan, Gus Yasin menegaskan, adanya evaluasi dan selalu melakukan pengecekan.

Menurutnya, tiap-tiap desa memiliki kultur yang berbeda. Jadi, kalau pembaruan datanya berjalan, maka pemerintah akan mendapat input yang beragam.

Baca juga:
SE Menperin Nomor 5/2021 Terbit, Berikut Aturan dan Kewajiban Bagi Perusahaaan!

“Nah yang saya harapkan dengan berbagai pola atau mekanisme pendataan ini nantinya bisa kita rumuskan formulanya. Kemudian kita replikasi dan bagikan ke daerah lain sebagai acuan. Sehingga bisa lebih efisien,” tutupnya.

Penulis: hms/dim/Koran Lingkar Jateng

Editor: Galuh Sekar Kinanthi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *