SEMARANG, Lingkarjateng.co.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, mengimbau masyarakat agar mewaspadai penyakit demam berdarah di tengah pandemi.
Imbauan tersebut, merujuk pada kasus pasien Covid-19 yang terjangkit demam berdarah, saat isolasi terpusat rumah dinas Wali Kota Semarang, beberapa waktu lalu.
“Tiga bulan ini memang masih berjibaku dengan pasien demam akut, salah satunya demam berdarah,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang, Abdul Hakam, Jumat (6/8/2021).
“Tetap kita rawat di sana. Ada ruang pengawasan, jadi bisa diinfus. Alhamdulillah hasilnya baik,” ujarnya lagi.
Kendati demikian, kata Hakam, jumlah kasus demam berdarah hingga pertengahan tahun ini, menurun dibanding periode yang sama tahun lalu.
Ia mengungkapkan, penderita demam berdarah pada periode Januari – Juli 2020, sebanyak 274 orang. Kasus tertinggi terjadi pada Maret 2020.
Sementara, pada periode yang sama, pada 2021, sebanyak 128 penderita demam berdarah. Jumlah terbanyak pada April 2021, sebanyak 24 orang.
CARA PEMKOT CEGAH DEMAM BERDARAH
Hakam mengatakan, ada strategi untuk menurunkan kasus demam berdarah di wilayah Kota Semarang.
“Upaya yang paling efektif melakukan pencegahan, salah satunya angka bebas jentik atau ABJ,” jelasnya.
Program ini tak hanya melibatkan sektor kesehatan saja, namun juga pelibatan TNI, Polri, pihak kecamatan dan kelurahan, serta siswa.
“Setiap hari Jumat kita lihat bak mandi. Kalau ada jentik nyamuk langsung dibuang,” ujarnya.
ABJ LEBIH EFEKTIF DARI FOGGING
Hakam mengatakan, program angka bebas jentik atau ABJ lebih efektif daripada melakukan Fogging.
Karena kata dia, dalam program ABJ, jentik telah dibasmi sebelum menjadi nyamuk. Sementara, pelaksanaan fogging, saat nyamuk telah ada dan bisa menjangkit ke manusia.
“Ini yang seharusnya dilakukan daripada fogging. Jangan sudah banyak baru kita lakukan action, sudah terlambat,” ujarnya.
“Semuanya sedia payung sebelum hujan. Sebelum dia jadi nyamuk, harus bunuh dulu,” uajnrya lagi.
Hakam menjelaskan, sebaran kasus demam berdarah paling banyak wilayah atas, seperti Kecamatan Tembalang dan Gunungpati. Sementara, sebaran wilayah bawah terdapat di Semarang Utara.
“Tapi untuk wilayah bawah tidak sebanyak kasus wilayah atas. Jangan salah, nyamuk demam berdarah ini justru suka lingkungan yang bersih,” pungkasnya.***
Penulis : Dinda Rahmasari Tunggal Sukma
Editor : M. Rain Daling