MAGELANG, Lingkarjateng – Penataan serta pengembangan kawasan Candi Borobudur sebagai Laboratorium Konservasi Cagar Budaya harus menginduk pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Hal tersebut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinvest) Luhut Binsar Pandjaitan sampaikan, saat mengunjungi Borobudur bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.
Luhut mengungkapkan, peninjauan itu merupakan tindak lanjut dari rapat terbatas (ratas) tahun lalu. Pihaknya melakukan peninjauan untuk melihat sejauh mana eksekusi dari proyek tersebut. Lebih lanjut, Luhut mengatakan, Kemendikbud adalah pusat dari proyek tersebut.
“Agar semuanya tidak lepas dari unsur budaya dan historis. Jadi kalau ada penyesuaian, semua tidak boleh lepas dari Borobudur, agar semuanya sama dengan budaya Borobudur. Sehingga Unesco masih mengakui bahwa Borobudur adalah warisan dunia,” ungkapnya.
Sementara itu, Nadiem mengungkapkan, semua pekerjaan pembangunan dan pengembangan kawasan Borobudur tidak boleh menghilangkan unsur budaya dan unsur historis dari candi itu sendiri. Kunci sukses dari pengembangan itu yakni menyeimbangkan antara meningkatkan kualitas wisata tapi tidak meninggalkan unsur budaya dan historis.
“Maka pelestarian yang dimaksudkan ini harus perlu terintegrasi. Memastikan bahwa tema budaya dan sejarah ada di setiap kalender event dan aktivitas di Borobudur. Itu prioritas kami,” terangnya.
Menparekraf Sandiaga Uno juga mengatakan, pihaknya siap memberikan dukungan penuh dengan menyiapkan sejumlah kegiatan di kawasan Candi Borobudur. Selain itu pihaknya juga menyiapkan kalender event dan atraksi budaya. “Selain Borobudur, kami juga akan memastikan desa-desa wisata di sekitar Borobudur juga ikut meningkat dari segi ekonomi rakyatnya,” pungkasnya. (ito/dha)