SEMARANG, Lingkarjateng.co.id – Pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) di Jawa Tengah (Jateng) pada triwulan II 2021 tak mengalami peningkatan yang signifikan.
Angkanya masih berada di 0,83 persen (yoy). Jumlah itu relatif sama dengan triwulan sebelumnya yakni 0,80 persen (yoy).
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Pribadi Santoso pada Rabu (1/9/21).
“Berdasarkan tipenya, pertumbuhan harga properti tipe menengah dan besar mengalami perlambatan dari tahun sebelumnya. Untuk tipe menengah sebelumnya 0,57 persen (yoy) menjadi 0,56 persen (yoy). Untuk tipe besar sebelumnya 0,61 (yoy) persen menjadi 0,56 persen (yoy),” ujarnya.
Kendati demikian, peningkatan harga terjadi pada rumah tipe kecil. Sebelumnya di angka 1,24 persen kemudian naik menjadi 1,37 persen (yoy).
Peningkatan harga yang terjadi relatif terbatas karena pertumbuhan penjualan properti residensial terhambat pandemi Covid-19.
Perkirakan IPHR Alami Penurunan
Ia memprakirakan pertumbuhan IHPR pada triwulan III juga mengalami penurunan dibandingkan triwulan II.
Seluruh tipe rumah diperkirakan mengalami perlambatan baik tipe kecil, menengah, maupun sedang.
“Hal ini tercermin dari perkiraan pertumbuhan IHPR pada triwulan III lebih rendah dibandingkan dengan realisasi triwulan II,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Pribadi menjelaskan tinjauan dari segi pembiayaan. Posisi KPR pada triwulan II yang disalurkan Bank Umum di Jawa Tengah meningkat dibandingkan triwulan I. Jumlahnya dari Rp 24,64 triliun menjadi Rp 25,13 triliun.
“Penyaluran KPR pada triwulan laporan tumbuh sebesar 4,62 persen (yoy). Meningkat dari triwulan I 2021 sebesar 2,21 persen (yoy),” jelasnya.
Sementara terkait kualitas KPR, lanjutnya, mengalami sedikit peningkatan. Hal itu tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL).
Sebelumnya NPL pada triwulan I tercatat sebesar 1,94 persen (yoy). Angkanya naik menjadi 2,18 persen (yoy) pada triwulan II.
Penulis: nda/pal/Koran Lingkar Jateng
Editor: Galuh Sekar Kinanthi