SEMARANG, Lingkarjateng.co.id – Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Wilayah Jawa Tengah, Parjuni, mengatakan bahwa pihaknya belum menerima bantuan atau subsidi untuk pakan ternak unggas dari pemerintah.
“Sampai hari ini belum ada, (bantuan pakan dari pemerintah),” katanya, kepada Lingkar.co melalui telpon seluler, Jumat (1/10/2021).
Ia mengatakan, bahwa mendapatkan janji akan diberikan subsidi pakan ternak dedak jagung hingga Rp4.500 per kilo.
“Kemarin waktu kita ketemu sama pak Jokowi, akan dilakukan ke jagung sampai Rp4.500, hanya satu orang yang mendapatkan masalahnya peternaknya kan ga cuma satu saja,” terangnya.
Menurutnya, banyak peternak yang menggantungkan harapan dari bantuan subsidi pakan ternak.
“Kalau membantu hanya satu dua orang saja kan seperti pemadam kebakaran, ibaratnya kalau ditangani ya belum keseluruhan ini masih jauh dari harapan peternak,” tuturnya.
Selain itu, ia juga menjelaskan, stok telur saat ini cukup banyak dan harganya tidak bisa naik tinggi, karena terbentur Harga Pokok Penjualan (HPP).
“Terkait stok telur tingkat peternak cukup banyak dan harganya tidak bisa naik tinggi, HPP-nya masih jauh sekitar Rp20 ribu, kalau ditingkat peternak hanya sekitar Rp16.500 – Rp17.000 jadi peternak masih merugi,” katanya.
Terkait stok telur di Jawa Tengah dan Yogyakarta, hingga menumpuk untuk saat ini, yakni mencapai hingga 400 ton.
Adanya terjadinya lonjakan tersebut, karena adanya program bantuan non tunai. Hal itu, menyebabkan naiknya harga dari peternak.
“Saat ini belum normal masih cenderung stagnan kearah HPP,” katanya.
“Kerugian peternak itu pasti dari HPP katakanlah Rp20.000, anggap saja dari peternak Rp17.000 kurang lebih sekitar 3000 perkilo, kalau punya ayam petelur 1000 ekor jadi dia rugi sekitar Rp150 ribu per hari, itu per seribu ekor ya. Kalau mencapai 10.000 dia rugi Rp1,5 juta,” paparnya.***
Penulis : Rezanda Akbar D
Editor : M. Rain Daling