PATI, Lingkarjateng.co.id – Camat Pati, Didik Rusdiartono mengungkapkan, akibat banyaknya warga yang meninggal dunia karena Covid-19, sejumlah kepala desa di kecamatan Pati harus rela menjual motornya.
Hal ini mereka lakukan lantaran anggaran dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) belum turun.
Ia mengatakan, pemakaman jenasah Covid-19 sebelumnya BPBD kelola. Namun akibat angka kematian yang terlalu banyak, akhirnya pemakaman jenazah di serahkan kepada masing-masing desa.
Meskipun begitu lanjutnya, terkait pembiayaan pemakaman memang masih di tanggung oleh BPBD.
“Biaya pemakaman ditanggung BPBD, tapi sampai sekarang belum turun. Padahal pihak desa pada setiap kejadian sudah nalangi (meminjamkan) dana pribadi, nalangi terus sampe ada kepala desa yang jual motornya,” ungkapnya
Baca juga:
Menag Gus Yaqut: Menghina Simbol Agama adalah Tindak Pidana
Ia menyebutkan pada awal Juni 2021 lalu, angka kematian Covid-19 di Kecamatan Pati mencapai 40 orang per hari. Akibatnya tim pemakaman BPBD merasa kewalahan.
Dana Tak Turun Sejak Juni 2021
Pihaknya mengungkapkan, anggaran untuk pemakaman jenasah Covid-19 belum turun senjak Juni 2021.
“Bulan Juni kemarin sampai sekarang belum turun. Mungkin karena ada birokrasi yang belum selesai, kita tahu lah gak bisa langsung turun ya kita maklum tapi agak terlambat dari Juni, ini sudah agustus,” imbuhnya.
Ia berharap agar anggaran tersebut segera turun. Hal ini agar tidak menambah beban kepala desa, yang harus meminjamkan dana pribadinya untuk memberi honor kepada petugas penggali kubur.
“Apalagi awal-awal pandemi dulu tidak ada anggaran buat beli APD. Dana Desa (DD) kan di alokasikan semua ke Bantuan Langsung Tunai (BLT),” terangnya.
“Akhirnya banyak pembangunan fisik yang diganti dan dibatalkan karena adanya pandemi, dan sekarang pihak desa rela memakai uang pribadinya untuk bayar petugas penggali kubur Desa,” pungkasnya.
Penulis: cr5/lam/Koran Lingkar Jateng
Editor: Galuh Sekar Kinanthi