Protes, Gelar Panggung Seni di Air Terjun Gulingan

Wisata Air Terjun Gulingan
PENTAS: Perwakilan pelaku seni sedang menampilkan pentas wayang di Obyek Wisata Air Terjun Gulingan, Rabu (17/3). (MUHAMAD ANSORI/LINGKAR JATENG)

GROBOGAN, Lingkarjateng – Forum Komunikasi Pegiat Seni (Forkapi) menggelar aksi protes dengan mengadakan panggung seni di tempat wisata air terjun Gulingan, Desa Sedayu. Hal ini sebagai protes kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan.

Pasalnya, selama pandemi Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) para seniman tidak bisa manggung di hajatan warga.

Ketua Forkapi Grobogan Hardono menjelaskan, aksi panggung seni di bawah air terjun yang ada di puncak pegunungan Gulingan tersebut sengaja untuk menghindari kerumunan. Meskipun untuk kesana, para pelaku seni perlu melewati jalan terjal setapak dan membutuhkan mobil jeep.

“Ini untuk menggugah hati para pemangku kebijakan, kami betul sengsara sangat menderita karena pelarangan-pelarangan ini,” tuturnya.

Aksi ini belasan perwakilan pelaku seni ikuti. “Mulai dari seni musik rebana wayang, rebana ketoprak ledek tayub, dalang pengrawit dan pelaku sound semua yang terkait seni dan tergabung dalam Forkapi,” sebut Hardono.

Dalam aksi tersebut, seni wayang Semar dan Petruk sebagai simbol kekuasaan atau penguasa. Kemudian mereka membacakan pernyataan sikap meminta Jajaran Forkopimda untuk memperhatikan nasib para pelaku seni.

Mengharapkan pemkab bisa memberikan kelonggaran pada para pelaku seni. Para pelaku seni siap menerapkan protokol kesehatan yang ketat jika pentas seni bisa kembali mendapat izin.

Pasalnya, selama pandemi Covid-19 banyak pelaku seni yang menganggur sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka terpaksa menjual dan menggadaikan alat musik.

 “Sound – sound dijual dan banyak yang mengeluh kepada saya,” ujarnya.

Pihaknya menegaskan, akan melakukan aksi lanjutan dengan mengumpulkan dukungan tanda tangan ke ribuan masyarakat. Jika dengan aksi tersebut Pemkab belum juga memberikan kelonggaran. (ori/isa)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *