SEMARANG, Lingkarjateng.co.id – Selama penerapan PPKM sebulan terakhir, tempat wisata di Kota Semarang, tak boleh beroperasi, termasuk kebun binatang ‘Semarang Zoo’.
Tentunya, hal itu sangat tidak mudah bagi pengelola ‘Semarang Zoo’, yang bergantung pemasukan dari pengunjung, untuk merawat dan memenuhi kesejahteraan satwa.
Menyikapi hal tersebut, Rabu (4/8/2021), Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang, Krisseptiana Hendrar Prihadi, bersama Kepala Disbudpar Kota Semarang dan Ketua DPRD Kota Semarang, menyambangi ‘Semarang Zoo’.
Dalam kunjungannya, Tia, sapaan akrab Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang, memberikan bantuan berupa makanan untuk para satwa.
“Sudah tutup tiga minggu hampir satu bulan. Ini bentuk kepedulian dari Pemkot untuk Semarang Zoo,” ujar Tia.
Pada momen itu, Tia berkesempatan memberi makan langsung kepada satwa. Ia mengaku sempat takut saat memberi makan unta.
Namun menurutnya, kegiatan itu menjadi salah satu daya tarik ‘Semarang Zoo’. Karena pengunjung bisa memberi makan dan menyaksikan atraksi dari satwa.
“Tapi ini sangat menarik, mudah-mudahan setelah ini bisa segera buka. Dan harapannya ini jadi tempat pariwisata yang banyak pengunjung,” tuturnya.
Sebelum pamit, ia berpesan kepada pengelola ‘Semarang Zoo’ agar memanfaatkan momen PPKM untuk renovasi. Sehingga, saat kembali beroperasi dapat menarik pengunjung untuk berwisata.
“Pesannya untuk ditertibkan lagi, kandang-kandangnya juga dibersihkan agar lebih enak dilihat. Hewan-hewannya dipersiapkan jadi nanti ketika buka sudah bagus,” ujarnya.
PENGELOLA ‘SEMARANG ZOO’ BIKIN “FEEDING VIRTUAL”
Direktur Semarang Zoo, Choirul Awaludin, berterimakasih atas bantuan Pemkot Semarang.
Ia mengaku, unutk bisa bertahan dalam masa pandemi ini, pihaknya menekan biaya pengeluaran. Namun tidak untuk makanan satwa.
Choirul mengatakan, pihaknya tetap memberikan makan untuk satwa dengan porsi yang sama seperti sebelum pandemi.
“Tentunya pakan hewan itu, bagi kita sangat membantu sekali. Setiap operasional baik pakan hewan semuanya tergantung dari tiket pemasukan dari pengunjung. Tapi kan belum boleh buka,” jelasnya.
Lebih lanjut, selama masa PPKM ini, pihaknya menggunakan dana cadangan untuk tetap memenuhi konsumsi satwa.
“Itupun hanya cukup hingga tiga bulan ke depan,” ujarnya.
Kendati demikian, kata dia, pihaknya melakukan terobosan untuk menutupi biaya operasional dengan menhggela “Feeding Virtual”.
“Ini semacam wisata virtual. Nanti pengunjung bisa berdonasi untuk memberi makan hewan. Mereka transker, kami belanjakan.” pungkasnya.*
Penulis : Dinda Rahmasari Tunggal Sukma
Editor : M. Rain Daling