Desak Perbaikan Jembatan di Grobogan Segera Dilakukan

Jembatan Darurat Desa Anggaswangi Grobogan
RAPUH: Kondisi jembatan darurat yang dibuat oleh warga Desa Anggaswangi secara swadaya belum lama ini. (MUHAMAD ANSORI/LINGKAR JATENG)

GROBOGAN – Jembatan di Desa Anggaswangi, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, roboh dan hanyut terbawa banjir Sungai Jajar bulan lalu. Warga di Grobogan pun mendesak adanya perbaikan jembatan yang serius oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Jawa Tengah.

Hal ini karena kerusakan jembatan mengakibatkan akses warga setempat menjadi terganggu hingga saat ini. Pasalnya, jembatan tersebut merupakan jembatan utama yang menghubungkan antar dusun di desa tersebut.

Kepala Desa Anggaswangi Soekoco mengatakan, warga terpaksa harus bergotong royong membuat jembatan darurat dari anyaman bambu. Lantaran hingga kini dinas terkait belum juga melakukan pembangunan jembatan kembali.

“Paska hanyut sampai sekarang belum ada tindak lanjut, belum ada perbaikan jembatan. Jembatan darurat saja tidak ada, padahal ada anggarannya. Akhirnya kami membuat jembatan sendiri iuran,” ujarnya.

Baca Juga : Protes, Gelar Panggung Seni di Air Terjun Gulingan

Jembatan yang ambrol sebelumnya terbuat dari cor dan beso dengan lebar sekitar 3 meter dan panjang sekitar 24 meter yang bisa kendaran roda empat lalui seperti truk dan lainnya.

Perbaikan Jembatan di Desa Anggaswangi Grobogan Bersifat Darurat

Sementara menurutnya jembatan darurat yang secara swadaya oleh masyarakat buat, hanya mampu pejalan kaki dan kendaraan roda dua lewati. Bahkan untuk melewati jembatan tersebut kendaraan roda dua harus bergantian dan tidak bisa saling berpapasan.

Ia menambahkan, jembatan yang terbuat dari bambu itu juga sering mengalami kerusakan saat aliran sungai sedang deras. Terakhir mengalami kerusakan patah pada 17 Maret lalu.

Baca Juga : Dianggap Tak Taat Prokes, Satgas Bubarkan Hajatan Warga di Desa Boloh

Jembatan darurat tersebut dinilai mengkhawatirkan. Hal ini karena jika sewaktu-waktu terjadi hujan deras dan sungai meluap, jembatan bambu itu mudah rusak dan patah.

“Bisa fatal jika ada orang yang melintas saat itu,” tegasnya. (ori/isa)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *