Ingin Gelar Pentas, Pekerja Seni Inginkan Audiensi dengan Bupati

KETERANGAN : Asmoro Wibowo (kiri) salah satu seniman pati saat ditemui di posko seniman se-Kabupaten Pati. (AZIZ AFIFI/LINGKARJATENG.CO.ID)
KETERANGAN : Asmoro Wibowo (kiri) salah satu seniman pati saat ditemui di posko seniman se-Kabupaten Pati. (AZIZ AFIFI/LINGKARJATENG.CO.ID)

PATI, JAWA TENGAH, Lingkarjateng.co.id – Pekerja seni di Kabupaten Pati inginkan kembali ruang pentas di tengah pandemi. 

Dalam hal ini, Aliansi Pekerja Seni se-Kabupaten Pati meminta kelonggaran untuk menggelar pertunjukan pentas.

Wibowo Asmoro, salah satu seniman Pati menyadari, bahwa saat ini pandemi Covid-19 sedang berlangsung.

Namun melihat dari kebijakan yang pemerintah berikan, menurutnya tidak berpihak kepada rakyat kecil, terutama dari kalangan para seniman.

Pihaknya juga mengaku  hampir tidak dapat mencari nafkah dari pekerjaannya sudah cukup lama. Dalam hitungannya, ia tidak bisa bekerja sudah hampir lebih dari satu tahun. 

“Mau bergerak mau apa pun tidak bisa. Keinginan seniman itu menawarkan solusi,” tutur Wibowo mewakili Aliansi Pekerja Seni se-Kabupaten Pati.

Baca juga:
Insan Pers Berperan Penting Klarifikasi Hoaks dan Disinformasi

Ia memastikan pihaknya dapat menaati protokol kesehatan yang telah pemerintah atur. Bahkan menurutnya, seniman dapat menjadi media dan perantara dalam mensosialisasikan protokol kesehatan kepada masyarakat dalam pementasannya nanti. 

“Karena ruang seniman luas. Kami juga siap menjadi Satgas Covid-19 mandiri. Setelah ada kelonggaran kami juga siap menjalankan prokes, kasih ruang waktu kami untuk bekerja, walaupun dua jam, tiga jam,” tuturnya. 

Audiensi Pertama Tak Buahkan Hasil

Wibowo sendiri menginginkan kembali terselenggaranya audiensi dengan Bupati Pati Haryanto. Pasalnya dalam audiensi pertama yang telah di lakukan, pihaknya belum menuai hasil memuasakan.

Apalagi dalam audiensi tersebut lanjutnya, Bupati Pati Haryanto tidak hadir. Dalam audiensi tersebut hanya diwakili oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata dan Asisten II Setda Kabupaten Pati. 

“Kita meminta audiensi sudah beberapa kali tetapi tidak pernah mau ketemu dengan kita. Empat kali, hanya satu kali ketika awal adanya pandemi Covid-19,” tutur Wibowo.  

Ia mengatakan beberapa seniman merasakan minimnya penghasilan karena tidak adanya pentas, sehingga berimbas pada kondisi keluarga para seniman. Bahkan menurutnya banyak yang sering bertikai akibat masalah ekonomi ini. 

Baca juga:
PPKM Darurat, Kasus Covid-19 di Kabupaten Jepara Menurun

“Ada beberapa konco seniman yang tidak mempu menghidupi keluarganya dengan urusan perut ini. Banyak terjadi letupan kecil. Kita ingin memperjuangkan hak untuk bekerja. Dengan adanya audiensi dengan Pak Bupati Pati, ada solusi bareng mencari titik temu,” terangnya.

Belum ada keputusan, karena Bupati tak hadir dan hanya diwakili. Krisis ekonomi, krisis kreativitas itu yang jelas kami alami. Seniman sudah menjadi pedagang dadakan, punya sepeda motor dijual untuk kebutuhan ekonomi,” tutupnya.

Penulis: Cr4/lam/Koran Lingkar Jateng

Editor: Galuh Sekar Kinanthi 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *