SEMARANG, Lingkarjateng.co.id – Perkiraan musim kemarau tahun 2021 mundur hingga bulan Mei mendatang. La Nina dan anomali suhu menjadi penyebab kemarau tersebut mundur.
Koordinator Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Iis Widya Harmoko mengatakan, saat ini sedang masa transisi atau yang lebih kita kenal pancaroba. Perkirakan La Nina sendiri masih ada sampai Mei sedangkan puncaknya Januari kemarin. Sehingga dengan La Nina masih sampai Mei kemarau mundur.
Baca Juga :
Sosialisasikan E-Tilang di Grobogan
“Ada juga anomali suhu permukaan laut di wilayah Indonesia. Kondisi anomali suhunya relatif hangat dan perkiraannya akan hangat terus,” terangnya.
Ia menjelaskan, La Nina dengan intensitas sedang bisa menambah curah hujan sampai 40%. Sementara jika suhu permukaan laut hangat, penguapan air cenderung lebih banyak daripada biasanya. Adanya hal tersebut akan menyebabkan potensi pertumbuhan awan semakin besar.
“Kedua faktor tersebut yang membuat kami memutuskan musim kemarau 2021 ini mundur. Sifatnya diatas normal”, imbuhnya.
Meskipun intensitas hujan masih tinggi, namun tidak terpungkiri jika cuaca di siang hari sangat terik. Suhu rata-rata di Kota Semarang secara umum ketika kondisi cerah berkisar 33-35 derajat celcius. Namun pernah mencapai puncak terpanas yakni 38,5 derajat celcius pada bulan Oktober 2019 karena berkurangnya tutupan lahan hijau.
Baca Juga :
PKL di Grobogan Minta PPKM Tak di Perpanjang
“solusinya tanam pohon. Minimal dalam satu rumah punya pohon, selain bisa menambah oksigen, menyerap polusi juga bisa menurunkan suhu. Paling tidak dengan adanya pohon radiasi matahari tidak terserap semuanya”, tuturnya. (nda/dim)
Respon (1)