Ketum DKN LSN Singgung PBNU dan Jaringan Gusdurian yang Menghalangi PSN Bendungan Bener

Didik setiawan Waketum DPP Pemuda Tani HKTI . dok pribadi/ACHMAD ROHADI/LINGKAR.CO
Didik setiawan Waketum DPP Pemuda Tani HKTI . dok pribadi/ACHMAD ROHADI/LINGKAR.CO

PURWOREJO, Lingkar.co –  Beberapa hari ini Kabupaten Purworejo sedang ramai dengan  peristiwa yang terjadi di Desa Wadas. Ketum DKN LSN singgung PBNU dan jaringan gusdurian yang menghalangi PSN bendungan bener.

Peristiwa ini terjadi pada Selasa 8 Februari 2022 hingga saat ini.

Kericuhan terjadi saat berlangsungnya pengukuran tanah sehingga polisi mengamankan 64 warga yang kontra.

Baca Juga :
Cerita Warga Desa Wadas Sembuyi di Hutan Setelah Kericuhan Terjadi

Akibat kerusuhan tersebut, pengukuran proyek bendungan tersebut menjadi terganggu.

PBNU menginginkan pemerintah angkat kaki dari Desa Wadas jika tidak mampu meyakinkan warga dengan baik.

Alissa Wahid sebagai ketua PBNU dan Koornas Jaringan Gusdurian meminta aparat membebaskan warga yang mereka amankan dan  pengukuran lahan untuk sementara di tunda.

Wakil Ketua Umum DPP Pemuda Tani HKTI bidang Agraria dan ketahanan Pangan menilai, sering kali jaringan akar rumput Nahdliyin di mainkan segelintir tokoh untuk melawan proyek nasional.

Sebagai contohnya, Alissa yang saat ini menjadi Ketua PBNU dulu mendesak pabrik semen raksasa PT Semen Indonesia di Jawa Tengah untuk dihentikan.

Padahal pembangunan untuk proyek nasional sangat membutuhkan itu, sampai ahirnya efek dari perlawanan tersebut mengakibatkan sosok kiai masuk penjara.

Waketum DPP Pemuda Tani HKTI Mendukung Pembangunan Bendungan

Didik setiawan Waketum DPP Pemuda Tani HKTI mendukung pembangunan Bendungan ini yang rencananya akan mengaliri lahan sawah seluas 15.069 hektare sudah full comply.

Hal ini sesuai dengan program pemerintah untuk memperbanyak waduk guna mendukung proyek ketahanan pangan Indonesia.

Didik meyakini pemerintah sudah mengukur semua dampak lingkungan atau sosial dengan baik bersama jajaran kementerian lingkungan hidup.

“Proyek ini adalah cita-cita mulia untuk indonesia bebas dari impor pangan masak di tolak, atau ditunda,” katanya.

Sifat provokatif itu akan berbahaya jika mereka bergerak untuk melawan hukum.

Didik setiawan mengingatkan untuk melakukan gerakan yang cerdas, jangan sampai tragedi Kiai Aziz Surokonto terulang Kembali.

 Sehingga nantinyab keluarga korban yang merasakan akibatnya. Dia meminta agar warga mempuhlah jalur hukum yang baik dan benar.

“Jangan sampai proyek strategis nasional yang punya tujuan baik demi kedaulatan pangan indonesia justru di tunggangi sebagai batu sandungan salah satu bakal calon presiden 2024. Begitu juga jangan sampai akar rumput nahdliyin hanya di jadikan alat para pelaku importir pangan untuk melawan ihtiar kedaulatan pangan Indonesia”, pungkasnya.

Penulis : Achmad Rohadi

Editor : Muhammad Nurseha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *