Sebanyak 70 Persen Lulusan BLK Kendal Terserap Bekerja di Perusahaan

Ratusan peserta latihan di BLK Kendal optimistis bisa bekerja maksimal di perusahaan industri/Foto: Wahyuid
Ratusan peserta latihan di BLK Kendal optimistis bisa bekerja maksimal di perusahaan industri/Foto: Wahyuid

Lingkar.co – Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kabupaten Kendal meluluskan 320 peserta pelatihan kerja di Pendopo Tumenggung Bahurekso Kamis (22/6/2023). Sebanyak 320 peserta dinyatakan lulus kompetensi dalam pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja (BLK) Kendal.

Bahkan, 70 persen diantaranya terserap bekerja di perusahaan.

Para peserta terdiri dari latihan kerja periode Maret-April dan periode Mei-Juni 2023.

Dari jumlah itu, 70 persen peserta pelatihan terserap bekerja di perusahaan industri. Adapun sisanya menjadi tenaga kerja mandiri atau bewirausaha.

“Peserta itu mengikuti latihan kerja di UPTD BLK Kendal, BLK komunitas dan swasta,” terang Kepala Disperinaker Kendal Cicik Sulastri.

Cicik melanjutkan, pelatihan kerja ini sebagai upaya Pemkab dalam menangani angka pengangguran yang ada di Kabupaten Kendal.

Pasalnya, data tahun 2022 kemarin masih ada 41.540 warga Kendal yang belum bekerja.

Karenanya, pelatihan di BLK ini sekaligus untuk mempersiapkan dan mencetak tenaga kerja yang terampil dan kompeten.

“Karena perusahaan industri itu membutuhkan banyak tenaga kerja. Dan angkatan kerja di Kendal baru mencapai 565.936 orang atau 73,44 persen,” lanjutnya.

Kepala UPTD BLK Kendal Hendro S. Utomo menambahkan, dalam periode pelatihan ini dibuka 7 jenis kelas latihan.

Seperti kelas operator garmen, menjahit stylish, teknik las, teknisi telepon seluler, teknik kendaraan, tata rias, dan desain grafis.

Adapun peserta pelatohan didominasi oleh perempuan dengan usia produktif.

“Untuk tahun ini kelas pelatihan sudah selesai semua. Tinggal kami persiapan untuk kelas selanjutnya bagi penyandang disabilitas,” tambahnya.

Sementara Alfina Alawwaliyah, 22, warga Cepiring mengaku akan berwirausaha dengan skill yang dimiliki, yakni melanjutkan usaha orang tuanya di bidang menjahit.

Sebab selama ini usaha dari orangtua yang sudah lama akan di teruskan dan akan di besarkan, sehingga dengan usaha sendiri kita bisa menetukan sendiri mau maju atau jalan di tempat.

“Pas latihan kebetulan ambil kelas menjahit. Nantinya mau nerusin usaha orang tua saja, karena skill menjahit juga sudah saya kuasai melalui pelatihan kerja ini,” bebernya.

Penulis : Wahyudi

Editor : Kharen Puja Risma

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *