Warga Dukuh Gosten Keluhkan Debu Dampak Dari Pengalihan Jalur Alternatif Pembangunan Jembatan Badong

Foto: Lilik Yuliantoro
Foto: Lilik Yuliantoro

Lingkar.co – Pengalihan jalur lalu lintas karena adanya pengerjaan rehabilitasi Jembatan Badong, Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora, Jawa Tengah, dikeluhkan warga Dukuh Gosten.

Bagaimana tidak? Pasalnya pengalihan arus kendaraan ke jalan alternatif yang sudah disiapkan oleh pemerintah setempat tak dimanfaatkan dengan baik oleh sebagian pengguna kendaraan roda empat.

Padahal Pemkab Blora sendiri telah menentukan jalur yang seharusnya dilewati kendaraan bermotor maupun roda empat, yakni melalui Perempatan Kamolan ke timur, lalu belok kanan Glagahan dan Jepangrejo, hingga tembus ke Klopoduwur.

Menurut pantauan Lingkar.co di lokasi jalur pengalihan alternatif, nampak para pengendara roda empat lebih memilih jalan tikus (memotong jalan) melewati Dukuh Gosten.

Dampaknya sebagian warga di wilayah padukuhan tersebut mengeluhkan banyakan debu. Tentunya alasan itu bukan tanpa alasan, sebab sebagian besar mereka memiliki balita.

Bahkan terlihat, sejumlah rumah warga mulai dari tanaman hias, halaman, teras dan genteng warga dipenuhi debu.

Bahkan mereka yang kesehariannya menjemur pakaian dihalaman rumah lebih memilih untuk menjemur didalam rumah.

Tak hanya itu, sebagain mereka yang bertani juga enggan memilih untuk menjemur bulir padi (gabah), karena dampak hal tersebut.

Salah satunya yakni adalah Yunia, ibu rumah tangga yang memiliki balita masih berusia satu tahun ini berharap pemerintah setempat untuk mencarikan solusi.

“Saya mewakili ibu-ibu disini, mohon kesadarannya para pengguna roda dua mohon pelan-pelan kalau berkendara, dan yang pengguna roda empat mohon kesadarannya juga, untuk melewati jalur yang di telah ditentukan. Kami disini memiliki balita masih kecil, mohon lah kesadarannya, dipikirkan kesehatan balita kami juga,” harapnya, Selasa (01/08/2023).

Dirinya, juga berharap kepada pemerintah setempat untuk turun langsung mengecek kondisi kesehatan balita yang ada di padukuhannya. Dan mencarikan solusi agar jalur tersebut tak dilalui.

“Iya, semoga saja pemerintah menerjunkan tim kesehatan untuk mengecek kesehatan para balita dan anak-anak disini, bukan apa-apa, tapi takudnya dampak debu tersebut berdampak pada di saluran pernafasan (ISPA),” tandasnya.

“Semoga saja dukuh gosten sini jalannya disemprot air, tidak hanya sekali saja, tetapi beberapa hari sekali selama pembangunan jembatan Badong,” tandasnya kembali.

Hal senada, juga di sampaikan oleh Mbah Ji salah satu warga yang berprofesi sebagai petani. Pihaknya juga berharap kesadaran pengguna ruas jalan tersebut, untuk mengendarai kendaraannya secara pelan-pelan.

“Harapan saya, pelan-pelan kalau berkendara, kami sebagai masyarakat sekaligus petani sudah mengalah untuk dilalui, bahkan kami mengalah untuk tidak menjemur gabah kami,” bebernya.

Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (DPUPR) Blora, Samgautama Karnajaya, melalui Kepala Bidang Bina Marga, Yudi Kristiawan saat dikonfirmasi awak media ini pun buka suara terkait keluhan warga ini.

“Untuk jalan tikus yang dilalui ini, kita usahakan kita kasih rambu-rambu agar supaya roda empat ini tidak masuk,” jelasnya.

Penulis : Lilik Yuliantoro

Editor : Kharen Puja Risma

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *